Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 5 Model DEAL

Contoh Pengisian Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 5 dengan Menggunakan Model DEAL -Jurnal refleksi adalah catatan pribadi tentang pengalaman belajarnya. Jurnal refleksi biasanya berisi evaluasi kebermanfaatan dari proses pembelajaran, analisis penyebab kelemahan dan rencana perbaikan.

Jurnal refleksi dapat dituliskan menggunakan Model DEAL. Model DEAL dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Untuk membuat refleksi model ini, tulislah penjabaran dari pertanyaan panduan berikut:
  1. Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana)
  2. Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya;
  3. Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang. 



Contoh Jurnal Refleksi Dwi Mingguan-5 Menggunakan Model DEAL (Description, Examination, and Articulation of Learning)



1. Description (Deskripsi):

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi pendekatan yang semakin relevan dalam dunia pendidikan. Setiap siswa memiliki keunikan dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda, dan sebagai seorang guru, penting bagi kita untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan belajar yang optimal sesuai dengan potensi dan karakteristik individunya. Dalam jurnal refleksi ini, saya ingin berbagi pengalaman saya saat mempelajari modul 2.1 tentang "Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi."

Pengalaman mempelajari modul 2.1 memberikan cara pandang yang lebih baik pada diri saya sebagai seorang guru. Saya menyadari betapa pentingnya menyajikan pembelajaran bermakna melalui pendekatan berdiferensiasi yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Setiap siswa adalah individu yang unik, dan tugas kita sebagai pendidik adalah membimbing pertumbuhan mereka dengan penuh kasih, bukan memaksakan standar yang sama untuk semua.

Saya menyadari bahwa memetakan kebutuhan belajar siswa menjadi tantangan utama dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Proses asesmen awal membutuhkan waktu ekstra untuk mendapatkan hasil analisis yang akurat. Namun, saya berkomitmen untuk terus mengatasi tantangan ini dan merancang pembelajaran berdiferensiasi yang tepat untuk siswa-siswa saya.

Dalam perjalanan memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi, saya semakin sadar tentang pentingnya asesmen for learning dalam menilai kemajuan siswa. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, saya menyadari bahwa guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan diferensiasi pada konten, proses, atau produk pembelajaran, dan saat siap, bisa menerapkan diferensiasi secara keseluruhan.

Saya juga sudah berupaya untuk melakukan asesmen awal kebutuhan belajar murid dan mendapatkan tantangan terutama memerlukan waktu ekstra untuk menganalisis data.


2. Examination (Analisis):

Dalam mempelajari modul 2.1 ini saya merasa bahagia karena seperti harapan saya sebelumnya semua kegiatan bisa sesuai target dan berjalan baik. Pengalaman ini menunjukkan pentingnya perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.

Salah satu faktor pendukung yang membuat saya tetap semangat adalah motivasi diri untuk mengatur waktu dengan bijak dan memberikan nilai penting pada proses belajar. Dengan disiplin dalam mengelola waktu, saya mampu mengoptimalkan proses pembelajaran dan menghindari pembelajaran yang bersifat terburu-buru dan tidak maksimal.

Namun, saya juga menyadari bahwa tantangan terkait dengan pemetaan awal kebutuhan belajar siswa memerlukan waktu ekstra. Untuk mengatasi hal ini, saya telah mengevaluasi strategi pemetaan awal yang lebih efisien. Saya tidak lagi memberikan soal dalam jumlah banyak, tetapi mencukupkan dengan pertanyaan-pertanyaan relevan yang dapat memberikan informasi tentang kesiapan belajar siswa secara psikis dan kemampuan awal mereka, serta minat dan profil belajar siswa, termasuk gaya belajar dan lingkungan pembelajaran.

Secara keseluruhan, pengalaman dalam modul 2.1 ini memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya menyikapi tantangan dan merancang strategi yang tepat dalam pembelajaran berdiferensiasi. Dengan terus memperbaiki dan meningkatkan diri, saya berharap dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan bermakna bagi setiap siswa yang saya ajar. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan bentuk komitmen saya sebagai seorang guru untuk menghargai dan mendukung keunikan dan potensi setiap siswa, sehingga mereka dapat mencapai keberhasilan belajar sesuai dengan kodrat dan potensi masing-masing. Dengan terus belajar dan beradaptasi, saya yakin akan menjadi guru yang lebih baik dan mampu memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan.


3. Articulation of Learning (Pengartikulasian Pembelajaran):

Melalui refleksi dan pembelajaran dalam modul 2.1, saya menyadari pentingnya konsistensi mengelola waktu agar bisa berjalan seimbang antara kegiatan CGP, tugas sekolah, dan kehidupan keluarga. Selanjutnya, saya berkomitmen menyelesaikan demonstrasi konteksual dan menghubungkan pembelajaran dengan situasi nyata. Selain itu, menjaga kesehatan menjadi prioritas utama dengan pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur. Dalam setiap tindakan, saya akan melaksanakannya dengan amanah dan berlandaskan pada nilai-nilai ibadah. Melalui refleksi terus- menerus, saya akan belajar dari pengalaman baik dan buruk, sehingga dapat menjadi guru yang lebih baik dan memberikan dampak positif bagi diri saya dan siswa-siswa.


Demikian informasi tentang Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 5 Model DEAL yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 5 Model DEAL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel