Modul 1.1.e. Mulai dari Diri

Kuis Modul 1.1.e Mulai dari Diri Guru Penggerak - Kegiatan ini merupakan kegiatan pembuka dari seluruh rangkaian materi belajar di Program Pendidikan Guru Penggerak. Pada kegiatan ini, Anda akan melakukan sebuah refleksi diri sejauh mana Anda mengenal dan memahami Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).

Sejauh ini Anda sudah sering mendengar kata kata seperti budi pekerti, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani yang menjadi jiwa dari pendidikan nasional. Oleh sebab itu, pada tahap awal ini, Anda akan berdialog dengan diri Anda sendiri untuk menemukan pemikiran mendasar Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan peran Anda sebagai pendidik’.

Sebagai pemantik proses refleksi tersebut, mari kita ingat-ingat kembali pengalaman ketika kita bersekolah. Jawaban pertanyaan berikut tidak perlu ditulis namun tetap perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh.
  1. Pengalaman apa yang membuat Anda menjadi rindu bersekolah, atau, pengalaman apa yang membuat Anda kehilangan motivasi untuk bersekolah? (pilih salah satu)
  2. Peristiwa apa yang membuat Anda merasa berkembang dan belajar sebagai seorang pembelajar?
  3. Siapa sosok guru yang menginspirasi Anda?
  4. Apa pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?
  5. Pernahkah Anda menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas yang Anda ampu?
Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia terkait pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD).




Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara



Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan sangat relevan dengan kondisi saat ini di Indonesia. KHD mengajarkan prinsip "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani," yang menekankan pentingnya peran guru sebagai penuntun dan pemberi arahan.

Di sekolah, terutama pasca pandemi, siswa sudah akrab dengan teknologi. Dalam konteks ini, pemikiran KHD yang menekankan pendidikan sebagai tuntunan menjadi semakin relevan. Pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter, pemberdayaan siswa, dan pengembangan budi pekerti sangat penting untuk melindungi siswa dari pengaruh negatif teknologi serta membantu mereka menghadapi tantangan masa depan. Guru harus membimbing siswa menggunakan teknologi secara bijak.

Sebagai guru, saya menerapkan pemikiran KHD dalam pengajaran dengan terus mengembangkan diri melalui pelatihan ataupun workshop. Saya menjunjung tinggi nilai sopan santun dan semangat dalam bekerja, berusaha menjadi inspirasi bagi siswa. Saya memberikan dorongan dan bimbingan serta memperhatikan kebutuhan individu siswa, menciptakan suasana belajar inklusif dan interaktif.

Setelah mempelajari modul Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara, harapan saya sebagai pendidik adalah memiliki pemahaman lebih dalam tentang nilai-nilai moral dan etika dalam pendidikan, menjadi teladan yang baik, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dan memahami pentingnya pemberdayaan siswa. Harapan saya untuk siswa adalah agar mereka memiliki kesadaran akan pentingnya budi pekerti, mengembangkan sikap saling menghargai, berpikir kritis, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan.


Kuis Terkait Pemikiran-Pemikiran Ki Hadjar Dewantara



Soal 1 :

Buatlah sebuah tulisan reflektif kritis dengan jumlah minimum 300 kata dan maksimum 500 kata dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan yang telah disediakan. Pertanyaan panduan tulisan reflektif kritis Anda terkait konsep pemikiran Pendidikan KHD:
  1. Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran?
  2. Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus?
  3. Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?

Catatan :
*) Maknai dan hayati pilihan Anda menjadi guru dalam menuliskan tulisan reflektif-kritis. Hindari perihal teknis seperti tidak tersedianya buku ajar bagi murid, masih berstatus guru honorer dsb-nya. Fokus pada pilihan Anda menjadi guru.


Jawaban Saya :

Ki Hajar Dewantara (KHD), merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, memiliki banyak pemikiran yang berpengaruh dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Beberapa konsep utama dalam pemikiran KHD mengenai pendidikan dan pengajaran yaitu Tri Pusat Pendidikan.

Pertama adalah keluarga, dimana pendidikan pertama dan utama dimulai dari keluarga. Kedua adalah sekolah, dimana sekolah berfungsi sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikan formal yang dimulai di rumah. Di sini, murid mendapatkan pengetahuan akademis dan keterampilan. Dan ketiga adalah masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang penting dengan cara berinteraksi, murid belajar nilai-nilai sosial, budaya, dan etika.

KHD juga menuturkan bahwa pentingnya prinsip 3N bagi murid yaitu Niteni (proses mengamati dengan cermat), Nirokke (merupakan proses meniru hal-hal yang baik dari yang diamati), dan Nambahi (menambahkan pengetahuan dan keterampilan sendiri berdasarkan pengamatan dan peniruan).

Selain itu, pentingnya tiga ajaran KHD tentang Pendidikan yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan, seorang pendidik harus memberikan teladan), Ing Madya Mangun Karsa (Di depan, seorang pendidik harus memberikan teladan) dan Tut Wuri Handayani (di belakang, seorang pendidik harus memberikan dorongan dan dukungan).

Pemikiran KHD tersebut masih sangat relevan untuk diterapkan dalam sistem Pendidikan di Indonesia. Untuk itu, sebagai pendidik harus memaksimalkan pelayanan dalam menuntun segala kodrat (kodrat alam dan kodrat zaman) yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dengan mengintegrasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam konteks pendidikan modern, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, relevan, dan memberdayakan murid untuk mencapai potensi maksimal mereka.

Sebagai seorang guru, kami senantiasa mengimplementasikan pendidikan karakter dan keteladanan dengan cara memberikan contoh yang baik melalui tindakan dan sikap sehari-hari, menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada murid. Memberikan kebebasan kepada murid untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui proyek mandiri, pembelajaran berbasis proyek, dan pendekatan pembelajaran yang adaptif serta Tri Pusat Pendidikan sebagai landasan agar tujuan pendidikan sekolah dapat tercapai dengan baik.


Soal 2 :

Ungkapkan Harapan dan Ekspektasi Anda terkait dengan pembelajaran pada modul ini.
  1. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
  2. Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?
  3. Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?


Jawaban Saya :

Setelah mempelajari modul ini, sebagai pendidik, harapan saya adalah:
  1. Pembentukan Karakter: Membentuk karakter murid agar memiliki budi pekerti yang baik dan berkembang sesuai kodratnya.
  2. Pembelajaran Berpusat pada Siswa: Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memungkinkan murid bereksplorasi, memecahkan masalah, dan belajar dengan tanggung jawab dan kemandirian.
  3. Metode Sesuai Kebutuhan Murid: Menyampaikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik murid, sehingga potensi mereka berkembang optimal.
  4. Merdeka Belajar: Mengharapkan murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan melalui proses merdeka belajar, memiliki kecerdasan dan karakter baik, serta belajar dengan budi pekerti.
  5. Kesadaran Sosial: Mengajarkan murid bertanggung jawab, bekerja sama, hidup bersama orang lain, dan menghargai satu sama lain, membentuk pribadi yang utuh secara intelektual, sosial, moral, dan spiritual.
  6. Pengembangan Diri: Mendorong murid mengenali bakat dan minat mereka, mengembangkan potensi melalui kegiatan positif, dan memilih cara pengembangan yang mereka sukai.

Modul ini membuka pemahaman saya tentang pentingnya pembelajaran merdeka yang menghormati kodrat anak, memberi ruang ekspresi diri, dan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi berkarakter sesuai nilai-nilai agama, sosial, dan budaya bangsa. Pendidikan sebagai pilar penting membentuk identitas individu, mempersiapkan murid menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi positif dan berdaya saing tinggi.

Kegiatan, materi dan manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah cara mengimplementasikan pemikiran KHD dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Sehingga harapannya dapat menambah referensi berbagi praktik baik kepada pendidik untuk dapat diaplikasikan pada pembelajaran dengan baik.


Soal 3 :

Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini?

Jawaban Saya :

KHD mengemukakan konsep "Taman Siswa" yang menekankan pendidikan sebagai proses yang memerdekakan, dengan prinsip-prinsip “Ing Ngarsa Sung Tuladha” (di depan memberi teladan), “Ing Madya Mangun Karsa” (di tengah memberi semangat), dan “Tut Wuri Handayani” (di belakang memberi dorongan). Pemikirannya sangat relevan dengan pendidikan saat ini yang mengedepankan pendekatan holistik, berpusat pada siswa, dan menghargai konteks budaya lokal.

Dengan demikian, meskipun ada persamaan dalam struktur dan peran guru, perbedaan mendasar terletak pada tujuan, metode, fokus pendidikan, serta konteks sosial dan budaya yang jauh lebih inklusif dan holistik di era modern dibandingkan dengan zaman kolonial.

Persamaanya antara lain yaitu proses pembelajaran dilakukan melalui lembaga pendidikan formal, seperti sekolah. Fungsi lembaga pendidikan yaitu menyediakan wadah bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Tujuannya untuk menciptakan generasi yang terdidik dan berkontribusi pada masyarakat serta untuk mengembangkan potensi siswa agar mereka bisa siap menghadapi kehidupan dan tantangan di masa depan.

Sedangkan beberapa perbedaanya yaitu pendidikan pada masa kolonial kolonial cenderung bersifat elitis dan diskriminatif, sedangkan Pendidikan saat ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang mandiri, kreatif, dan berakhlak. Pendidikan pada masa kolonial colonial sering kali mengabaikan nilai-nilai budaya lokal dan lebih banyak mengadopsi nilai-nilai dan budaya Barat yang dibawa oleh penjajah. Sedangkan pendidikan saat ini lebih memperhatikan konteks sosial dan budaya lokal, mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dan kearifan lokal dalam kurikulum, sejalan dengan semangat KHD.


Demikian informasi tentang Soal & Jawaban Kuis Modul 1.1.e. Mulai dari Diri yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Modul 1.1.e. Mulai dari Diri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel