Rangkuman Seni Tari Kelas 8 Unit 2 Kurikulum Merdeka
Ringkasan / Rangkuman Materi Seni Tari Kelas 8 Unit 2 "Eksplorasi Gerak Tari Tradisi Berdasarkan Nilai dan Jenis" Kurikulum Merdeka - Pada unit pembelajaran 2 peserta didik mempelajari tentang “Eksplorasi Gerak Tari Tradisi Berdasarkan Nilai dan Jenis”. Indikator pembelajaran pada unit pembelajaran 2 ini terdiri atas:
1. Menganalisis teknik gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenis.
2. Mengorganisasikan gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenis.
Produk akhir dari unit pembelajaran 2 adalah peserta didik dapat menampilkan kreativitas dalam mengekplorasi gerak tari tradisi berdasarkan nilai dan jenisnya secara berkelompok.
Rangkuman Materi Seni Tari Kelas 8 Unit 2 Kurikulum Merdeka
A. Konsep Gerak dan Jenis-Jenis Gerak
Soedarsono (1992) menjelaskan bahwa tari adalah ekspresi perasaan tentang sesuatu lewat gerak ritmis yang indah yang telah mengalami stilisasi atau distorsi. Stilisasi atau distorsi gerak tersebut hakikatnya adalah mengubah dengan jalan menambah atau mengurangi, juga memperbesar atau memperkecil, memperlebar atau mempersempit. Stilisasi gerak yang dimaksud menggubah gerak wajar menjadi gerak tari dengan cara diperhalus dan dibesut dari gerak aslinya.
Pengembangan gerak manusia yang tergarap sebagai tari dimulai dan banyak mendapat pengaruh dari gerak-gerak alamiah yang praktis, yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk maksudmaksud pengajaran tari, maka secara dasar bisa dikembangkan sebagai penerapan seperti berikut (Yulianti Parani, 1886).
1. Gerak sebagai akibat kesadaran dari tubuh atau anggota tubuh.
2. Gerak sebagai akibat kesadaran waktu dan kekuatan/daya.
3. Gerak sebagai akibat kesadaran ruang.
4. Gerak sebagai akibat kesadaran pengaliran berat badan dalam ruang dan waktu.
5. Gerak sebagai akibat kesadaran berkelompok, seperti formasi berkelompok berdua, bertiga dan seterusnya.
6. Gerak sebagai akibat penggunaan daya kekuatan yang bersumber pada lengan dan tangan.
7. Gerak sebagai akibat irama (ritme) yang bersifat fungsional.
8. Gerak sebagai akibat bentuk-bentuk tertentu dalam penggunaan tubuh.
9. Gerak sebagai akibat rasa ringan, sehingga ingin lepas dari lantai.
10. Gerak yang dituntut oleh kualitas ekspresif.
Elemen dasar gerak dalam tari dibedakan menjadi 3 yaitu gerak berdasarkan tenaga, ruang, dan waktu.
1. Gerak tari berdasarkan tenaga
Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi:
a. Intensitas, berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak.
b. Aksen/tekanan, muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba.
c. Kualitas, berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga
2. Gerak tari berdasarkan ruang
Gerak tari berdasarkan ruang dibedakan menjadi 2 yaitu.
a. Ruang yang diciptakan oleh penari. Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak berpindah tempat.
b. Ruang tempat penari melakukan gerak. Ruang tempat penari melakukan gerak disebut saja dengan ruang pentas merupakan arena yang digunakan oleh penari untuk menari. Misalnya saja panggung, lapangan, dan halaman terbuka.
3. Gerak tari berdasarkan waktu
Berdasarkan waktu terdapat 2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam tari menunjukkan ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak. Ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari. Tempo mengarah pada cepat atau lambatnya setiap gerakan yang dapat dicapai. Gerak dalam waktu terkait irama gerak, irama jarak, dan irama iringan.
a. Irama gerak. Pada setiap tarian terdiri dari rangkaian atau ragam-ragam gerak yang Panjang pendeknya cepat lambatnya dapat berbeda-beda.
b. Irama jarak. Setiap gerak yang dilakukan membutuhkan waktu. Seperti gerak berjalan dalam tari, jika jarak yang ditempuh dekat maka membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan jarak yang jauh.
c. Irama Iringan. Musik dan tari memiliki hubungan yang sangat erat sekali. Keduanya berasal dari naluri ritmis manusia. Ritme tari mewujud dalam gerak, sedangkan ritme musik mewujud dalam tatanan bunyi atau suara.
Gerak dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Gerak tari berdasarkan pengolahan geraknya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Gerak stilatif, merupakan gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusam) yang mengarah pada bentuk-bentuk yang indah.
b. Gerak distorsif, merupakan pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses stilasi.
2. Gerak tari berdasarkan maknanya dibedakan menjadi 2 yaitu.
a. Gerakan yang bersifat representatif, yaitu gerakan yang diangkat atas dasar usaha imitatif dari berbagai objek tertentu sehingga gerakan yang dipresentasikan memiliki kemiripan dengan objek tersebut.
b. Gerak yang bersifat non representatif, yaitu gerakan yang tidak menggambarkan apapun kecuali semata-mata mengandalkan kemampuan dari tubuh dalam menterjemahkan pola ruang dan waktunya yang khas.
3. Gerak tari berdasarkan karakteristiknya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Gerak feminim disebut juga gerak wanita, merupakan gerak yang condong memakai volume yang menyudut atau menyempit serta berkesan halus, mudah dan gesit.
b. Gerak maskulin disebut juga gerak laki-laki, merupakan kebalikan dari gerak feminim yakni gerak yang condong memakai volume gerak atau ruangan yang luas memberikan kegagahannya dengan kesankesan patah-patah dan kuat.
4. Gerak tari berdasarkan volumnya dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Volume besar atau terbuka mempunyai watak kelaki-lakian.
b. Volume kecil atau tertutup mempunyai watak kewanitaan.
c. Volume sedang memberikan kesan kelaki-lakian atau banci.
Bersumber dari relief bangunan kuno Borobudur dan Prambanan, gerak-gerak tari secara keseluruhan digolongkan menjadi tiga golongan:
a. Gerak tari yang memperlihatkan gaya yang seimbang.
b. Menunjukkan gerak tari yang jenaka dan lucu, misalnya lutut tidak dilipat ke luar melainkan ke dalam, demikian juga gerak lengan.
c. Gerak sembahan bersumber dari sikap dan gerak realis dengan cara mengatupkan kedua telapak tangan dengan kedua ibu jari disentuhkan di ujung hidung, yang bermakna sebagai penghormatan kepada seniornya.
B. Gerak Tari Tradisi Sesuai Nilai dan Jenis
Ciri-ciri gerak pada tari primitif sangat sederhana, spontan, penuh emosional dan bersifat magis sebab yang dipentingkan adalah keyakinan yang terletak dibelakang tarian tersebut, misalnya saja untuk meminta hujan dan untuk mempengaruhi musuh. Gerakan menirukan alam dengan gerakan tangan, kepala, serta hentakan kaki.
Ciri gerak pada tari rakyat berpola sederhana, bersifat kegembiraan, memiliki ungkapan yang dinamis. Contoh tari rakyat yaitu tari Tayub dari Jawa Tengah, tari Gandrung dari Banyuwangi, tari Ronggeng dan tari Ketuk Tilu dari Jawa Barat, tari Joged Bumbung dari Bali.
Ciri gerak pada tari klasik lebih tertata rapi, memiliki ungkapan yang khidmat dan bersifat ritual. Contoh tari klasik yaitu tari Bedaya Ketawang dari Surakarta, tari Srimpi dari Yogyakarta, dan tari Baris dari Bali.
C. Komposisi Gerak Tradisi Berdasarkan Nilai dan Jenisnya
Komposisi kata aslinya “composition” berasal dari kata to compose yang artinya mengatur, menata atau meletakkan bagian-bagian sedemikian rupa sehingga satu dengan yang lain saling terkait dan secara keseluruhan membentuk satu wujud yang utuh. Komposisi adalah aspek dari laku kreatif. Komposisi menuntut intuisi dan kepekaan yang tinggi. Pada dasarnya komposisi harus dilakukan dengan mencoba dan mencoba yang dilandasi pengetahuan, kepekaan dan intuisi.
Komposisi Tari
1. Penciptaan dan Penyusunan Tari
a. Hanya bersifat mengatur dan menyesuaikan adegan tanpa merubah atau mengembangkan atau mengembangkan perbendaharaan serta iringan tari
b. Disertai dengan perubahan dan pengembangan perbendaharaan gerak, sesuai dengan kebutuhan kreatif penata tari, sehingga hasilnya ada kalanya dapat merupakan barang “baru”
2. Improvisasi dan Eksplorasi Gerak
a. Penataan tari dimulai dengan improvisasi yang dilakukan untuk memperoleh gerakan-gerakan baru yang segar dan spontan
b. Penataan tari dimulai dengan eksplorasi atau penjelajahan gerak, yakni pencarian secara sadar kemungkinan-kemungkinan gerak baru dengan mengembangkan dan mengolah ketiga elemen dasar gerak: waktu, ruang dan tenaga.
3. Tema Literer dan Non Literer
a. Komposisi tema literer adalah komposisi tari yang digarap dengan tujuan untuk menyampaikan pesan-pesan seperti: ceritera, pengalaman pribadi, interpretasi karya sastra, dongeng, legenda, cerita rakyat, sejarah dan sebagainya
b. Komposisi tari tema non literer adalah komposisi tari yang sematamata diolah berdasarkan penjelajahan dan penggarapan keindahan unsur-unsur gerak: ruang, waktu dan tenaga. Bentuk yang kedua ini dapat digarap berdasarkan pengembangan berbagai macam aspek: interpretasi musik, penjelajahan gerak, eksplorasi permainan suara, permainan cahaya, atau unsur-unsur estetis lainnya.
Proses Koreografi
1. Eksplorasi, di dalam koreografi ini adalah pengamatan dan penyerapan suatu objek. Pengamatan dan penyerapan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pengamatan dan penyerapan secara internal serta pengamatan dan penyerapan secara eksternal.
Di dalam eksplorasi yang perlu diperhatikan adalah:
a. Fisik/bentuk, yaitu pengamatan pada fisik atau bentuk dari obyek pengamatan, seperti bentuk tubuh, jumlah dan karakter anggota badan, warna, dan lain-lain.
b. Perilaku/gerak, yaitu gerak-gerik dan perilaku obyek amatan termasuk bunyi dan lain sebagainya.
c. Respons yaitu gerak spontanitas (reaksi) yang diakibatkan dari aksi, seperti terkejut, terangsang, dan lain sebagainya.
2. Eksperimentasi, ini adalah mencoba, menerapkan, mereflesikan, menuangkan dan menciptakan hasil “eksplorasi” ke dalam suatu gerak maupun alur. Pada tahap ini dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yakni:
a. Imitasi, merupakan tahap mencontoh apa adanya dari hasil eksplorasi. Tahap ini amat penting karena sebagai tolak ukur konsep gerak, dan fisik obyek yang diminati.
b. Improvisasi, yaitu mencoba-coba dari hasil eksplorasi/imitasi dengan tanpa direncanakan terlebih dahulu.
c. Evaluasi, merupakan kegiatan memiliih/memilah dan menetapkan gerak-gerak yang dianggap baik dan layak sesuai dengan fungsi maupun karakteristiknya tarian yang hendak diciptakan
3. Pembentukan (forming), setelah diyakini hasil improvisasi sudah baik dan sesuai, maka dari beberapa macam hasil pencarian tersebut kemudian di “bentuk” (disusun dengan mempertimbangkan beberapa kebutuhan maupun hal lain yang dianggap perlu). Pola-pola yang disusun adalah secara keseluruhan baik pola lantai, pola ruang, level, ritme dan lain sebagainya.
Untuk Rangkuman/Ringkasan Materi Kelas 8 Mapel Seni Tari Semester 1 & 2 Kurikulum Merdeka dapat dilihat secara lengkap dengan cara klik gambar berikut :
Demikian informasi tentang Rangkuman Seni Tari Kelas 8 Unit 2 Kurikulum Merdeka yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.
0 Response to "Rangkuman Seni Tari Kelas 8 Unit 2 Kurikulum Merdeka"
Post a Comment