Rangkuman B.Indonesia Kelas 10 BAB 2 Kurikulum Merdeka
Ringkasan / Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 2 "Mengungkapkan Kritik Lewat Senyuman" Kurikulum Merdeka" - Pada bab ini akan belajar memahami teks anekdot sebagai salah satu cara dalam menyampaikan kritik dan membuat teks eksposisi berdasarkan hasil penelitian untuk menyampaikan fakta yang terjadi sebagai bahan untuk menyampaikan kritik sosial.
Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 2 Kurikulum Merdeka
Pernahkah kalian membaca sebuah cerita lucu sekaligus mengandung kritik atas fenomena sosial yang terjadi di masyarakat? Teks seperti itu disebut dengan anekdot. Di balik humor atau kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada khalayak. Oleh karena itu, isi cerita sebuah anekdot harus mengangkat tema atau masalah yang benar-benar terjadi dan dirasakan masyarakat.
Anekdot dapat berupa teks tertulis, audio, maupun grafik. Dalam bentuk grafik, teks anekdot salah satunya dapat diungkapkan berupa komik.
A. Mengidentifikasi Pesan Pada Teks Monolog yang Mengandung Kritik Sosial
Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan seorang diri di atas panggung. Komika, orang yang melakukan lawakan tunggal, menyampaikan sebuah topik dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian maupun kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para pendengarnya.
Suatu anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi.
1. Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi tokoh.
2. Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.
3. Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada.
B. Menilai Akurasi Kritik Sosial yang Disampaikan
Salah satu jenis sumber bacaan yang dapat digunakan dalam meyampaikan kritik sosial adalah berita. Berita merupakan salah satu jenis teks eksposisi.
C. Menggunakan Kaidah Bahasa untuk Menyampaikan Kritik
Dalam menyampaikan kritik sosial, dapat menggunakan kaidah-kaidah bahasa berikut.
1. Pertanyaan Retoris
Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab oleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus.
2. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca. Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme.
- Ironi. Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.
- Sinisme. Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.
- Sarkasme. Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.
Teks anekdot banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan.
D. Menulis Teks Eksposisi Hasil Penelitian Sederhana Sebagai Bahan untuk Menyampaikan Kritik Sosial
Teks eskposisi laporan adalah teks yang menyampaikan sebuah gagasan atau temuan berdasarkan hasil sebuah penelitian atau peristiwa yang terjadi. Perhatikan langkah-langkah berikut.
1. Tentukan topik fenomena sosial yang akan kalian gali lebih dalam. Pilihlah topik yang kalian temui dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kebiasaan membaca di sekolah.
2. Tentukan siapa atau apa yang akan menjadi responden atau sumber data penelitian kalian. Kalian dapat memilih teman-teman, keluarga, atau orang lain di sekitar kalian sebagai responden sesuai dengan topik yang diangkat. Semakin banyak responden penelitian, semakin valid hasil penelitiannya.
3. Rumuskan hal-hal yang ingin kalian ketahui dari topik yang dipilih dalam bentuk pertanyaan. Contoh pertanyaan yang dapat dibuat adalah, berapa jam yang kalian habiskan untuk membaca buku dalam sepekan? Buku apa saja yang kalian baca? Hal apa saja yang jadi pertimbangan kalian dalam memilih buku bacaan?
4. Tentukan cara pengambilan data. Apakah survey akan dilakukan dengan menyebarkan angket isian atau berupa wawancara.
5. Kumpulkan data sesuai dengan cara pengambilan data yang telah dipilih.
6. Olah data yang telah didapat. Kalian dapat mengolah data dengan menggunakan persentase, misalnya berapa persen yang menjawab A, B, atau C.
7. Sajikan data kalian dalam bentuk teks eksposisi laporan. Teks disajikan dengan struktur sebagai berikut:
- Pernyataan pendapat. Tuliskan pendapat kalian terhadap topik yang akan dibahas. Sampaikan pula pendapat kalian mengenai alasan pemilihan topik sehingga penting untuk dibahas.
- Argumen/hasil penelitian. Sampaikan hasil penelitian kalian dengan jelas. Kalian juga dapat menampilkan tabel, grafik, atau diagram untuk menunjukkan data yang diperoleh.
- Penegasan ulang/simpulan. Sampaikan simpulan atau penegasan pendapat kalian terhadap hasil yang sudah dibahas.
E. Menyajikan Komik Potongan (Comic Strip)
Ada berbagai jenis komik, salah satu yang sering digunakan adalah komik potongan atau comic strip. Komik ini biasanya terdiri atas empat panel (dapat kurang atau lebih), bukan berbentuk buku. Panel adalah satu bingkai atau kotak pada komik yang berisi satu adegan saja.
Ikutilah langkah-langkah berikut untuk membuat komik potongan.
- Tentukanlah cerita yang akan kalian tuangkan dalam komik tersebut. Pada kegiatan sebelumnya, kalian sudah membuat teks anekdot. Kalian dapat menggunakan cerita tersebut sebagai sumber cerita komikmu.
- Ubahlah cerita yang kalian miliki ke dalam naskah komik. Karena panel yang akan kita gunakan terbatas, kalian harus memilih adeganadegan inti dalam cerita tersebut.
- Buatlah sketsa gambar. Kalian dapat menggambar sendiri komik yang kalian buat. Kalian juga dapat menggunakan foto-foto yang gerakannya disesuaikan dengan rencana naskah yang dibuat.
- Setelah yakin dengan sketsa yang sudah dibuat, kalian dapat menebalkan dan mewarnai sketsa itu hingga menjadi komik yang utuh.
F. Menampilkan Lawakan Tunggal secara Santun
Pahamilah beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal berikut.
- Set up. Set up merupakan bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi sama dengan krisis.
- Punch. Punch atau punchline merupakan bagian yang mengandung unsur humor dan seharusnya mengundang tawa penonton. Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada teks anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi.
- Bit. Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan bit. Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal.
- Rule of three. Rule of three merupakan sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu. Akan tetapi, contoh yang ketiga berupa hal lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan dengan contoh sebelumnya.
Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Semester 1 dan 2 Kurikulum Merdeka BAB lainnya dapat dilihat dengan cara klik gambar berikut :
Demikian informasi tentang Rangkuman B.Indonesia Kelas 10 BAB 2 Kurikulum Merdeka yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.
0 Response to "Rangkuman B.Indonesia Kelas 10 BAB 2 Kurikulum Merdeka"
Post a Comment